Powered By Blogger

Senin, 27 Agustus 2012

contoh makalah Kerajaan Bali


      I.            PENDAHULUAN

Kerajaan Bali terletak di pulau Bali, yaitu sebuah pulau kecil yang letaknya tidak jauh dari Jawa Timur. Sedikit informasi untuk mengantarkan pembahasan Kerajaan Bali, untuk lebih jauh lagi. Makalah ini akan menjelaskan tentang asal mula kerajaan Bali, raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Bali, dan masih banyak lagi.
Makalah ini kami susun dengan mengacu dari beberapa referensi, yaitu dari internet, dan juga buku pegangan siswa. Semoga makalah ini dapat menjelaskan bagaimana Kerajaan Bali tersebut dan makalah ini bisa bermanfaat bagi semua.



   II.            PEMBAHASAN

1.     Asal Mula Berdirinya Kerajaan Bali
2.     Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Bali
3.     Masa Kejayaan Kerajaan Bali
4.     Kehidupan Masyarakat ( sosial, budaya, politik, dll)
5.     Penyebab Runtuhnya Kerajaan Bali



III.            ISI

1.     Asal Mula Berdirinya Kerajaan Bali

 Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa.
 Raja pertama Sri Kesariwarmadewa.
 Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan bagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan keluarga raja yang lain.
 Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali pernah dikuasai Singasari pada abad ke – 10 & Majapahit abad ke – 14.

2.     Raja-raja yang memerintah Kerajaan Bali
Informasi tentang raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bali diperoleh terutama dari prasasti Sanur yang berasal dari 835 Saka atau 913. Prasasti Sanur dibuat oleh Raja Sri Kesariwarmadewa. Sri Kesariwarmadewa adalah raja pertama di Bali dari Dinasti Warmadewa. Setelah berhasil mengalahkan suku-suku pedalaman Bali, ia memerintah Kerajaan Bali yang berpusat di Singhamandawa. Pengganti Sri Keariwarmadewa adalah Ugrasena. Selama masa pemerintahannya, Ugrasena membuat beberapa kebijakan, yaitu pembebasan beberapa desa dari pajak sekitar tahun 837 Saka atau 915. Desa-desa tersebut kemudian dijadikan sumber penghasilan kayu kerajaan dibawah pengawasan hulu kayu (kepala kehutanan). Pada sekitar tahun 855 Saka atau 933, dibangun juga tempat-tempat suci dan pesanggrahan bagi peziarah dan perantau yang kemalaman.


Pengganti Ugrasena adalah Tabanendra Warmadewa yang memerintah bersama permaisurinya, ia berhasil membagun pemandian suci Tirta Empul di Manukraya atau Manukaya, dekat Tampak Siring. Pengganti Tabanendra Warmadewa adalah raja Jayasingha Warmadewa. Kemudian Jayasadhu Earmadewa. Masa pemerintahan kedua raja ini tidak diketahu secara pasti. Pemerintahan kerajaan Bali selanjutnya dipimpin oleh seorang ratu. Ratu ini bergelar Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Ia memerintah pada tahun 905 Saka atau 938. Beberapa ahli memperkirakan ratu ini adalah putri dari Mpu Sindok dari kerajaan Mataram Kuno.
Pengganti ratu ini adalah Dharma Udayana Warmadewa. Pada masa pemerintahan Udayana, hubungan Kerajaan Bali dan Mataram Kuno berjalan sangat baik. Hal ini disebabkan oleh adanya pernikahan antara Udayana dengan Gunapriya Dharmapatni, cicit Mpu Sendok yang kemudian dikenal sebagai Mahendradata. Pada masa itu banyak dihasilkan prasasti-prasasti yang menggunakan huruf Nagari dan Kawi serta bahasa Bali Kuno dan Sangsekerta.
Setelah Udayana wafat, Marakatapangkaja naik tahta sebagai raja Kerajaan Bali. Putra kedua Udayana ini menjadi raja Bali berikutnya karena putra mahkota Airlangga menjadi raja Medang Kemulan. Airlangga menikah dengan putri dari Darmawngasa dari kerajaan Medang Kemulan. Dari prasasti-prasasti yang ditemukan terlihat bahwa Marakatapangkaja sangat menaruh perhatian pada kesejahteraan rakyatnya. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah yang luas termasak Gianjar, Buleleng. Tampaksiring dan Bwahan (Danau Batur). Ia juga mengusahakan pembangunan candi di Gunung Kawi.
Pengganti raja Marakatapangkaja adalah adiknya sendiri yang bernama Anak Wungsu. Ia mengeluarkan 28 buah prasasti yang menunjukkan kegiatan pemerintahannya. Anak Wungsu adalah raja dari Wangsa Warmadewa terakhir yang berkuasa di kerajaan Bali karena ia tidak mempunyai keturunan. Ia meninggal pada tahun 1080 dan dimakamkan di Gunung Kawi (Tampak Siring).
Setelah anak Wungsu, kerajaan Bali dipimpin oleh Sri Sakalendukirana. Raja ini digantikan Sri Suradhipa yang memerintah dari tahun1037 Saka hingga 1041 Saka. Raja Suradhipa kemudian digantikan Jayasakti. Setelah Raja Jayasakti, yang memerintah adalah Ragajaya selitar tahun 1155. Ia digantikan oleh Raja Jayapangus (1177-1181). Raja terakhir Bali adalah Paduka Batara Sri Artasura yang bergelar Ratna Bumi banten (Manikan Pulau Bali). Raja ini berusaha mempertahahankan kemerdekaan Bali dari seranggan Majapahit yang di pimpin oleh Gajah Mada. Sayangnya upaya ini mengalami kegagalan. Pada tahun 1265 Saka tau 1343, Bali dikuasai Majapahit. Pusat kekuasaan mula-mula di Samprang, kemudian dipindah ke Gelgel dan Klungkung.

Daftar dibawah ini, adalah daftar Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Bali, dari sebelum Majapahit sampai masa penjajahan Belanda, antara lain :

Raja-raja Bali sebelum Majapahit yang datanya di dapat berdasarkan prasasti :
1. Çri Keçari Warmadewa (Saka 835/913M)
2. Çri Ugrasena (Saka 837-864/915-942M)
3. Agni Nripati (Saka 841-875/953-953 M)
4. Tabanendra Warmadewa (Saka 877-889/955-967 M)
5. Candrabhaya Singha Warmadewa (Saka 878-896/956-974M) –> Pendiri Tirta Empul.
6. Jana Sadhu Warmadewa (Saka 897/975M)
7. Gunapryadharmapatni-Dharmo
dayana Warmadewa (Saka 910-933/998-1011M)
Memiliki tiga Putra :
a. Airlangga (Kemudian menjadi Raja Kahuripan/Sebelum disebut Kadiri)
b. Marakata
c. Anak Wungsu

8. Çri Adnya Dewi (Saka 933-938/1011-1016M)
9. Marakata Pangkaja Sthana Tunggadewa (Saka 938-962/1016-1040M)
10. Anak Wungsu (Saka 971-999/1049-1077M)
11. Sakalendu Kirana (Saka 1020-1023/1088-1101M)
12. Suradipa (Saka 1037-1041/1115-1119M)
13. Jaya Çakti (Saka 1055-1072/1133-1150M)
14. Ragajaya (Saka 1077-1092/1155-1170M)
15. Jayapangus (Saka 1099-1103/1177-1181M)
16. Arjaya Deng Jayaketana (Tidak diketemukan tahunnya, namun dari cara penulisan dan isinya diperkirakan antara Jayapangus dengan Ekajayalancana)
17. Ekajayalancana (Saka 1122-1126/1200-1204M)
18. Adhikuntiketana (Saka 1126/1204M)
19. Masula Masuli
20. Pameswara Çri Hyangning Hyang Adhidewalancana (Saka 1182-1208/1260-1286M)

Serangan Prabhu Kerthanegara Raja Singhasari Saka 1208/1286M
Pemerintahan Bali di bawah Singhasari :
1. Kryan Demung Sasabungalan (Saka 1206/1284M)
2. Kebo Parud Makakasir (Saka 1206-1246/1284-1324M)
a. Kedatangan para Arya dan Rohaniwan Kerajaan Singhasari
b. Kedatangan Para Mpu Keturunan Sapta Rsi bersama Bhujangga

Runtuhnya Singhasari, Bali kembali Mandiri :
1. Bethara Çri Maha Guru (Saka 1246/1324M)
2. Çri Walajaya Krethaningrat (Saka 1250-1259/1328-1337M)
3. Asta Sura Ratna Bumi Banten (Saka 1259-1265/1337-1343M)

Serangan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada, bersama masuknya para Arya :
1. Arya Damar (1343-1345M)
2. Arya Kenceng (1343-1345M)
3. Arya Gajahpara (1343-1345M)

Kemenangan akhirnya diperoleh walau pun dengan berbagai trik dan tipu muslihat sebab kalah sakti oleh orang Bali Aga dan Bali Mula.
Pemerintahan Bali oleh Raja yang ditunjuk oleh Majapahit dan masih berasal dari Bali :
1. Kyayi I Gusti Agung Pasek Gelgel (Saka 1265-1272/1343-1350M)

Pemerintahan Bali oleh Raja (Adipati/sekarang = Gubernur) yang ditunjuk oleh Majapahit dan masih berasal dari Jawa :
1. Çri Kresna Kapakisan / Adipati Samprangan (Saka 1272-1295/1350-1373M)
Kemudian karena Çri Kresna Kapakisan merasa tidak sanggup memerintah Bali, maka bermaksud ingin meletakkan jabatan dan melapor ke Kota Raja Majapahit.
Akhirnya Gajah Mada mengutus Arya Kepakisan sebagai Patih Agung untuk mendampingi Çri Kresna Kapakisan. Sebab Gajah Mada memahami bahwa rakyat Bali tetap tidak akan mau tunduk kepada Majapahit jika tidak dipimpin oleh bukan orang2 keturunan Bali. Arya Kepakisan adalah keturunan dari Prabu Airlangga (Raja Kahuripan) yang merupakan anak kandung dari Gunapryadharmapatni-Dharmodayana Warmad?wa.

2. Çri Agra Samprangan (Saka 1295/1373M)
3. Çri Smara Kapakisan (Saka 1302-1382/1380-1460M)
4. Dalem Watur Enggong (Saka 1382-1472/1460-1550M)
5. Dalem Bekung (Saka 1472-1502/1550-1580M)
6. Dalem Sagening (Saka 1502-1543/1580-1621M)
7. Dalem Di Made (Saka 1543-1573/1621-1651M)
8. Gusti Anglurah Ketut Karang (Saka 1572-1602/1650-1680M)
9. I Gusti Agung Maruti (Saka 1573-1599/1677-1651M)
10. I Dewa Agung Jambe (Saka 1599-1664/1722-1736M)
11. I Dewa Agung Di Made (Saka 1664-1742/1714-1792M)
12. I Dewa Agung Gde (Saka 1714-1759/1792-1837M)
13. I Dewa Agung Sakti (Saka 1759/1837M)
14. …..
15. ….
Dst… Hingga akhirnya masuknya Penjajahan Belanda




3.     Masa kejayaan Kerajaan Bali
Naik tahtanya Dharma Udayana. Pada masa pemerintahnnya, system pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas. Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin  kuat.
4.      Kehidupan Masyarakatnya

a.      Kehidupan Politik
Stuktur birokasi kerajaan Bali berdasarkan pada prasati yang dikeluarkan oleh raja Udayana adalah sebagai berikut.
1)      Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan Raja diwariskan secara turun temurun.
2)      Badan penasihat Raja disebut pekirakiran i jro makabehan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu ( dang acarya ) dan Buddha ( dan upadhyaga )
3)      Pegawai Kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak dan administrasi.
b.      Kehidupan Sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal  yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan Brahmana dan Ksatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
c.       Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat di ketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak ( sawah kering ), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).
d.      Kehidupan Budaya
Pada prasasti-prasasti sebelum  pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :
a)      Patapukan (atapuk/topeng)
b)      Pamukul (amukul/penabuh gamelan)
c)      Abanwal (permainan badut)
d)      Abonjing (bujing musik Angklung)
e)      Bhangin (peniup suling)
f)       Perbwayang (permainan wayang)

5.     Penyebab Runtuhnya Kerajaan Bali

Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.
IV.            Kesimpulan

Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari Jawa Timur. Masyarakatnya sangat kental dengan agama Hindu Buddhanya, bahkan sampai sekarang Pulau Bali, menjadi pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Masyarakat di jaman Kerajaan Bali, memiliki keunikan tersendiri. Misalnya dalam memberi nama terhadap anak mereka, dan itu juga masih berlaku di masa sekarang.
  V.            Penutup

Sekian rangkuman yang kami buat tentang Kerajaan Bali, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan yang lebih, dan dapat bermanfaat bagi semuanya. Apabila terdapat salah dalam pengejaan nama, dan informasi. kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, dan terima kasih atas perhatiannya.

contoh makalah sosiologi Sikap Anti Sosial & Perilaku Menyimpang


I.            Daftar isi

I.          Daftar isi........................................................................................................................
II.          Kata pengantar..........................................................................................................
III.          Materi .............................................................................................................................
IV.          Masalah..........................................................................................................................
V.          Penyelesaian masalah...........................................................................................
VI.          Kesimpulan ................................................................................................................
VII.          Penutup.........................................................................................................................
VIII.          Daftar pustaka............................................................................................................




II.            Kata pengantar

Terdapat sebuah istilah yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Maksudnya makhluk yang tak bisa hidup dengan seorang diri dan selalu membutuhkan orang lain untuk mencukupi kebutuhannya serta bertahan hidup. Oleh karena itu, manusia membentuk kelompok-kelompok yang biasa disebut masyarakat, suku, bangsa, dan negara.
Baru-baru ini terjadi sebuah revolusi, revolusi ini membawa perubahan terhadap pola dan struktur proses komunikasi seseorang. Dari revolusi ini juga tumbuh dan berkembang teknologi informasi manusia yang pada akhirnya mampu untuk melampaui batasan ruang dan waktu. Serta revolusi ini juga membawa pengaruh tidak sehat terhadap manusia yang rakus terhadap pola-pola kemudahan teknis yang ditawarkan oleh revolusi.
Revolusi yang sedang dialami manusia sekarang ini adalah revolusi komunikasi. Ketika informasi menjadi  salah satu unsur konstitutif dalam suatu masyarakat, maka masyarakat mulai mau tidak mau membuka diri pada media massa dan komunikasi global. Namun, terdapat masalah yang sering terjadi, yaitu tentang konten atau isi media yang kadang tidak mendidik atau kurang edukatif, biasanya muncul dalam bentuk kekerasan, seks dan misteri. Tayangan-tayangan tersebut pada suatu waktu manjadi primadona industri media massa di Indonesia.
Sebuah media yang sudah tak terkendali dengan masuknya dunia barat ke dalam dunia timur. Telekomunikasi, informasi dan elektronika yang semakin hari dan semakin berkembang membawa dampak positif dan negatif. Yang akan kita bahas disini adalah contoh dampak negatif yang bisa menyebabkan perilaku anti sosial, pengertian dari anti sosial, ruang lingkup dari anti sosial tersebut, penyelesaian masalah, dan kesimpulan.


III.            Materi
Antisosial terdiri dari kata anti dan sosial, anti yang berarti menentang atau memusuhi dan sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Jadi, antisosial adalah suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum.
Menurut Kathleen Stassen Berger, sikap antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara umum disekitarnya. Sikap dan tindakan antisosial terkadang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat luas karena si pelaku pada dasarnya tidak menyukai keteraturan sosial seperti yang diharapkan oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Sikap antisosial dapat terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu:
1.     Kekecewaan terhadap sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat
2.     Kegagalan dalam proses sosialisasi yang dialami seseorang
3.     Ketidakmampuan memahami secara penuh sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan sikap antisosial, yaitu sebagai berikut:

a.      Antikonformitas
Adalah suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu. Sebagai contohnya adalah mencuri, membunuh, membuat keributan, dan mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.
b.     Aksi antisosial
Adalah sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu diatas kepentingan umum. Contohnya adalah, tidak mau mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi data keuangan sebuah organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.
c.      Antisosial Grudge
Antisosial grudge atau juga dendam antisosial, yaitu rasa dendam atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu sehingga menimbulkan perilaku menimpang.
Ciri-ciri kepribadian antisosial meliputi sebagai berikut:
1.     Tidak mematuhi norma-norma sosial, terbukti dari tindakan-tindakan melanggar hukum
2.     Suka memperdayai orang lain, termasuk berbohong
3.     Sesuka hati atau tidak mampu berencana kedepan
4.     Mudah marah atau bersikap agresif seperti ditunjukkan oleh seringnya berkelahi atau melakukan penyerangan
5.     Tidak peduli pada keselamatan orang lain
6.     Secara konsisten tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan
7.     Tidak menyesal karena telah menyakiti orang lain
8.     Ada tanda-tanda gangguan tinkah laku yang muncul sebelum umur 15 tahun
IV.            Masalah
Telepon Seluler Picu Sikap Anti Sosial, Kok Bisa?

TEKNOLOGI memang banyak memberikan kemudahan bagi manusia untuk berbisnis. Ketergantungan dari teknologi, salah satunya pada telepon seluler, sepertinya tidak hanya mendatangkan efek positif, namun juga sebaliknya. Kok bisa??
Harus diakui bahwa keberadaan telepon seluler (ponsel) jelas sangat membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan, beberapa dari pengguna ponsel mengakui bahwa mereka tidak bisa jauh dari telepon nir-kabel tersebut. Namun sebuah riset terbaru telah membuktikan bahwa ponsel telah mengurangi kesadaran sosial dari sang pemakai. Secara kasar dapat dikatakan bahwa ponsel membuat kita menjadi pribadi yang egois.
Dalam sebuah penelitian yang dikutip nineman, dittemukan kesimpulan bahwa ponsel yang pada awalnya diperuntukkan sebagai alat komunikasi, lambat laun berkembang fungsinya sebagai alat hiburan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang egois dan anti sosial saat menggunakannya.
Tim peneliti mengatakan bahwa penggunaan ponsel memang berhubungan dengan perilaku manusia. Untuk sementara ini, mereka berpikir bahwa berkomunikasi dengan ponsel mempunyai keterkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sosial si pengguna.
Dari riset tersebut para peneliti menemukan bahwa mereka yang terikat di dalam lingkaran sosialnya cenderung melakukan “dehumanisasi” dari grup lain. Bahkan, mereka juga cenderung untuk memberikan perlakuan yang tidak baik terhadap orang tersebut.
Waytz dan para anggota lainnya juga mengatakan bahwa, ketika seseorang telah masuk kedalam sebuah kelompok atau lingkaran sosial, maka akan timbul sebuah rasa ekskulifitas didalam dirinya. Rasa tersebut  akan menimbulkan rasa tendensi kita untuk melihat dan mengatakan bahwa mereka yang berada diluar lingkaran sosial tidak layak untuk menerima perlakuan baik dari kita.
“Memberikan secara terus menerus kepada ponsel dan berbagai media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter, mempunyai potensi untuk membuat kita menjadi semakin jauh dengan kehidupan sosial yang sebenarnya,” ucap ferraro menyimpulkan penelitiannya.

V.            Pemecahan masalah
Sebaiknya kita tidak terlalu bergantung pada tehnologi, salah satunya adalah ponsel atau hp. Gunakan hp sesuai dengan fungsinya, gunakan pada waktu dan tempat yang tepat. Agar kita bisa meminimalisir sikap egois dan acuh terhadap lingkungan sosial yang bisa menyebabkan sikap anti sosial. Terlebih lagi jika kita terlalu berlebihan menggunakan hiburan yang ada di dalam hp, contohnya adalah internet, karena terlalu bergantung pada internet lambat laun kita akan terpengaruh oleh mereka yang sudah memiliki sikap anti sosial.
Sebelum kita terjerumus dan bersikap anti sosial, sebaiknya kita lebih peduli pada lingkungan sosial, dengan menanamkan nilai-nilai dan norma-norma serta sadar bahwa sikap anti sosial akan menyebabkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, contohnya adalah diskriminasi, kesenjangan sosial dan masih banyak lagi dampak –dampak lainnya.
VI.            Kesimpulan
Sikap antisosial adalah sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum. Sikap yang merugikan masyarakat, dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat.
Sikap yang sangat rentan dan mudah mempengaruhi remaja-remaja sekarang ini. Dampak yang ditimbulkannya sangat beragam. Banyak hal yang dapat berujung pada antisosial salah satunya adalah hp, yang telah dijelaskan diatas.
VII.            Penutup
Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan demi kepentingan umum, tapi juga dapat berdampak buruk jika di gunakan secara berlebihan,tanpa sadar sipengguna telah terpengaruh dan bersikap antisosial. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari apa yang kita jelaskan. Dari pengertian anti sosial, contoh masalah sampai pada penyelesaian masalah. Kita sebagai remaja penerus bangsa, mari kita jaga generasi kita dari sikap-sikap yang dapat menghancurkan martabat bangsa.
                                                                                                                  VIII.            Daftar Pustaka
Metrotvnews.com