I.
PENDAHULUAN
Kerajaan
Bali terletak di pulau Bali, yaitu sebuah pulau kecil yang letaknya tidak jauh dari
Jawa Timur. Sedikit informasi untuk mengantarkan pembahasan Kerajaan Bali,
untuk lebih jauh lagi. Makalah ini akan menjelaskan tentang asal mula kerajaan
Bali, raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Bali, dan masih banyak lagi.
Makalah ini kami susun dengan mengacu dari beberapa referensi, yaitu
dari internet, dan juga buku pegangan siswa. Semoga makalah ini dapat
menjelaskan bagaimana Kerajaan Bali tersebut dan makalah ini bisa bermanfaat
bagi semua.
II.
PEMBAHASAN
1.
Asal Mula Berdirinya Kerajaan Bali
2.
Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Bali
3.
Masa Kejayaan Kerajaan Bali
4.
Kehidupan Masyarakat ( sosial, budaya, politik, dll)
5.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Bali
III.
ISI
1.
Asal Mula Berdirinya Kerajaan Bali
〄 Pusat Kerajaan Bali
pertama di Singhamandawa.
〄 Raja pertama Sri
Kesariwarmadewa.
〄 Beberapa prasasti yang
ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan bagaimana pergantian diantara 1
keluarga raja dengan keluarga raja yang lain.
〄 Prasasti yang ditemukan
di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali pernah dikuasai Singasari pada abad
ke – 10 & Majapahit abad ke – 14.
2.
Raja-raja
yang memerintah Kerajaan Bali
Informasi tentang raja-raja
yang pernah memerintah di Kerajaan Bali
diperoleh
terutama dari prasasti Sanur yang berasal dari 835 Saka atau 913. Prasasti
Sanur dibuat oleh Raja Sri Kesariwarmadewa. Sri Kesariwarmadewa adalah raja
pertama di Bali dari Dinasti Warmadewa. Setelah berhasil mengalahkan suku-suku
pedalaman Bali, ia memerintah Kerajaan Bali yang berpusat di Singhamandawa.
Pengganti Sri Keariwarmadewa adalah Ugrasena. Selama masa pemerintahannya,
Ugrasena membuat beberapa kebijakan, yaitu pembebasan beberapa desa dari pajak
sekitar tahun 837 Saka atau 915. Desa-desa tersebut kemudian dijadikan sumber
penghasilan kayu kerajaan dibawah pengawasan hulu kayu (kepala kehutanan). Pada
sekitar tahun 855 Saka atau 933, dibangun juga tempat-tempat suci dan
pesanggrahan bagi peziarah dan perantau yang kemalaman.
Pengganti Ugrasena adalah
Tabanendra Warmadewa yang memerintah bersama permaisurinya, ia berhasil
membagun pemandian suci Tirta Empul di Manukraya atau Manukaya, dekat Tampak
Siring. Pengganti Tabanendra Warmadewa adalah raja Jayasingha Warmadewa.
Kemudian Jayasadhu Earmadewa. Masa pemerintahan kedua raja ini tidak diketahu
secara pasti. Pemerintahan kerajaan Bali selanjutnya dipimpin oleh seorang
ratu. Ratu ini bergelar Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Ia memerintah pada
tahun 905 Saka atau 938. Beberapa ahli memperkirakan ratu ini adalah putri dari
Mpu Sindok dari kerajaan Mataram Kuno.
Pengganti ratu ini adalah
Dharma Udayana Warmadewa. Pada masa pemerintahan Udayana, hubungan Kerajaan
Bali dan Mataram Kuno berjalan sangat baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
pernikahan antara Udayana dengan Gunapriya Dharmapatni, cicit Mpu Sendok yang
kemudian dikenal sebagai Mahendradata. Pada masa itu banyak dihasilkan
prasasti-prasasti yang menggunakan huruf Nagari dan Kawi serta bahasa Bali Kuno
dan Sangsekerta.
Setelah Udayana wafat,
Marakatapangkaja naik tahta sebagai raja Kerajaan Bali. Putra kedua Udayana ini
menjadi raja Bali berikutnya karena putra mahkota Airlangga menjadi raja Medang
Kemulan. Airlangga menikah dengan putri dari Darmawngasa dari kerajaan Medang Kemulan.
Dari prasasti-prasasti yang ditemukan terlihat bahwa Marakatapangkaja sangat menaruh
perhatian pada kesejahteraan rakyatnya. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah
yang luas termasak Gianjar, Buleleng. Tampaksiring dan Bwahan (Danau Batur). Ia
juga mengusahakan pembangunan candi di
Gunung Kawi.
Pengganti raja
Marakatapangkaja adalah adiknya sendiri yang bernama Anak Wungsu. Ia
mengeluarkan 28 buah prasasti yang menunjukkan kegiatan pemerintahannya. Anak
Wungsu adalah raja dari Wangsa Warmadewa terakhir yang berkuasa di kerajaan
Bali karena ia tidak mempunyai keturunan. Ia meninggal pada tahun 1080 dan
dimakamkan di Gunung Kawi (Tampak Siring).
Setelah anak Wungsu,
kerajaan Bali dipimpin oleh Sri Sakalendukirana. Raja ini digantikan Sri
Suradhipa yang memerintah dari tahun1037 Saka hingga 1041 Saka. Raja Suradhipa
kemudian digantikan Jayasakti. Setelah Raja
Jayasakti, yang memerintah adalah Ragajaya selitar tahun 1155. Ia digantikan
oleh Raja Jayapangus (1177-1181). Raja terakhir Bali adalah Paduka Batara Sri
Artasura yang bergelar Ratna Bumi banten (Manikan Pulau Bali). Raja ini berusaha
mempertahahankan kemerdekaan Bali dari seranggan Majapahit yang di pimpin oleh
Gajah Mada. Sayangnya upaya ini mengalami kegagalan. Pada tahun 1265 Saka tau
1343, Bali dikuasai Majapahit. Pusat kekuasaan mula-mula di Samprang, kemudian
dipindah ke Gelgel dan Klungkung.
Daftar dibawah ini, adalah daftar Raja-raja
yang pernah memerintah Kerajaan Bali, dari sebelum Majapahit sampai masa
penjajahan Belanda, antara lain :
1. Çri Keçari Warmadewa (Saka 835/913M)
2. Çri Ugrasena (Saka 837-864/915-942M)
3. Agni Nripati (Saka 841-875/953-953 M)
4. Tabanendra Warmadewa (Saka 877-889/955-967 M)
5. Candrabhaya Singha Warmadewa (Saka 878-896/956-974M) –> Pendiri Tirta Empul.
6. Jana Sadhu Warmadewa (Saka 897/975M)
7. Gunapryadharmapatni-Dharmo
dayana Warmadewa (Saka 910-933/998-1011M)
Memiliki tiga Putra :
a. Airlangga (Kemudian menjadi Raja Kahuripan/Sebelum disebut Kadiri)
b. Marakata
c. Anak Wungsu
8. Çri Adnya Dewi (Saka 933-938/1011-1016M)
9. Marakata Pangkaja Sthana Tunggadewa (Saka 938-962/1016-1040M)
10. Anak Wungsu (Saka 971-999/1049-1077M)
11. Sakalendu Kirana (Saka 1020-1023/1088-1101M)
12. Suradipa (Saka 1037-1041/1115-1119M)
13. Jaya Çakti (Saka 1055-1072/1133-1150M)
14. Ragajaya (Saka 1077-1092/1155-1170M)
15. Jayapangus (Saka 1099-1103/1177-1181M)
16. Arjaya Deng Jayaketana (Tidak diketemukan tahunnya, namun dari cara penulisan dan isinya diperkirakan antara Jayapangus dengan Ekajayalancana)
17. Ekajayalancana (Saka 1122-1126/1200-1204M)
18. Adhikuntiketana (Saka 1126/1204M)
19. Masula Masuli
20. Pameswara Çri Hyangning Hyang Adhidewalancana (Saka 1182-1208/1260-1286M)
Serangan Prabhu Kerthanegara Raja Singhasari Saka 1208/1286M
Pemerintahan Bali di bawah Singhasari :
1. Kryan Demung Sasabungalan (Saka 1206/1284M)
2. Kebo Parud Makakasir (Saka 1206-1246/1284-1324M)
a. Kedatangan para Arya dan Rohaniwan Kerajaan Singhasari
b. Kedatangan Para Mpu Keturunan Sapta Rsi bersama Bhujangga
Runtuhnya Singhasari,
1. Bethara Çri Maha Guru (Saka 1246/1324M)
2. Çri Walajaya Krethaningrat (Saka 1250-1259/1328-1337M)
3. Asta Sura Ratna Bumi Banten (Saka 1259-1265/1337-1343M)
Serangan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada, bersama masuknya para Arya :
1. Arya Damar (1343-1345M)
2. Arya Kenceng (1343-1345M)
3. Arya Gajahpara (1343-1345M)
Kemenangan akhirnya diperoleh walau pun dengan berbagai trik dan tipu muslihat sebab kalah sakti oleh orang Bali Aga dan Bali Mula.
Pemerintahan Bali oleh Raja yang ditunjuk oleh Majapahit dan masih berasal dari Bali :
1. Kyayi I Gusti Agung Pasek Gelgel (Saka 1265-1272/1343-1350M)
Pemerintahan Bali oleh Raja (Adipati/sekarang = Gubernur) yang ditunjuk oleh Majapahit dan masih berasal dari Jawa :
1. Çri Kresna Kapakisan / Adipati Samprangan (Saka 1272-1295/1350-1373M)
Kemudian karena Çri Kresna Kapakisan merasa tidak sanggup memerintah Bali, maka bermaksud ingin meletakkan jabatan dan melapor ke Kota Raja Majapahit.
Akhirnya Gajah Mada mengutus Arya Kepakisan sebagai Patih Agung untuk mendampingi Çri Kresna Kapakisan. Sebab Gajah Mada memahami bahwa rakyat
2. Çri Agra Samprangan (Saka 1295/1373M)
3. Çri Smara Kapakisan (Saka 1302-1382/1380-1460M)
4. Dalem Watur Enggong (Saka 1382-1472/1460-1550M)
5. Dalem Bekung (Saka 1472-1502/1550-1580M)
6. Dalem Sagening (Saka 1502-1543/1580-1621M)
7. Dalem Di Made (Saka 1543-1573/1621-1651M)
8. Gusti Anglurah Ketut Karang (Saka 1572-1602/1650-1680M)
9. I Gusti Agung Maruti (Saka 1573-1599/1677-1651M)
10. I Dewa Agung Jambe (Saka 1599-1664/1722-1736M)
11. I Dewa Agung Di Made (Saka 1664-1742/1714-1792M)
12. I Dewa Agung Gde (Saka 1714-1759/1792-1837M)
13. I Dewa Agung Sakti (Saka 1759/1837M)
14. …..
15. ….
Dst… Hingga akhirnya masuknya Penjajahan Belanda
3. Masa kejayaan Kerajaan Bali
Naik tahtanya Dharma Udayana. Pada masa pemerintahnnya, system
pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas. Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga
kedudukan Kerajaan Bali semakin
kuat.
4. Kehidupan
Masyarakatnya
a.
Kehidupan Politik
Stuktur birokasi kerajaan Bali berdasarkan pada
prasati yang dikeluarkan oleh raja Udayana adalah sebagai berikut.
1)
Raja berperan sebagai kepala
pemerintahan, jabatan Raja diwariskan secara turun temurun.
2)
Badan penasihat Raja disebut pekirakiran
i jro makabehan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Raja
dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati
dan beberapa pendeta agama Hindu ( dang acarya ) dan Buddha ( dan
upadhyaga )
3)
Pegawai Kerajaan membantu raja dalam
bidang pemerintahan, penarikan pajak dan administrasi.
b. Kehidupan
Sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya
didasarkan pada sistem kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama
dan kepercayaan. Ada hal yang menarik
dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya
Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan Brahmana dan Ksatria untuk anak
pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman
Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
c. Kehidupan
Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok
tanam. Hal tersebut dapat di ketahui dari beberapa prasasti Bali yang
menyebutkan sawah, parlak ( sawah kering ), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan
kasuwakan (pengairan sawah).
d. Kehidupan
Budaya
Pada prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut
beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak
Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni
keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut
jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :
a)
Patapukan (atapuk/topeng)
b)
Pamukul (amukul/penabuh gamelan)
c)
Abanwal (permainan badut)
d)
Abonjing (bujing musik Angklung)
e)
Bhangin (peniup suling)
f)
Perbwayang (permainan wayang)
5. Penyebab
Runtuhnya Kerajaan Bali
Dikisahkan seorang raja Bali
yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa
yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa.
Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan
Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu
patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat
sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan
tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan
cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik
dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan
dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa,
Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.
IV.
Kesimpulan
Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang
terletak tidak jauh dari Jawa Timur. Masyarakatnya sangat kental dengan agama
Hindu Buddhanya, bahkan sampai sekarang Pulau Bali, menjadi pulau yang
mayoritas penduduknya beragama Hindu. Masyarakat di jaman Kerajaan Bali,
memiliki keunikan tersendiri. Misalnya dalam memberi nama terhadap anak mereka,
dan itu juga masih berlaku di masa sekarang.
V.
Penutup
Sekian rangkuman yang
kami buat tentang Kerajaan Bali, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan
yang lebih, dan dapat bermanfaat bagi semuanya. Apabila terdapat salah dalam
pengejaan nama, dan informasi. kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, dan terima
kasih atas perhatiannya.